Kostum Carnival adalah kostum hasil kreasi peserta didik untuk ditampilkan pada sebuah pertunjukan
Berikut Deskripsi kostum karnival .
1) Kostum Karnival Suku
Dayak dari Siswa Ekstrakurikuler
Kriya
Tema : King Baba Ang Queen Bibinge Borneo Beauty
Kost karnival ini
mengusung Budaya suku Dayak yang sangat kaya dengan beragam ukiran, anyaman,
pahatan dan burung enggang yang mempunyai ciri khas suku Dayak. Gabungan dari
kekhasan budaya Dayak dengan burung Enggang sebagai icon ini memberikan kesan spektakuler berbaur dengan
siluet umbul umbul kepakan sayap burung Enggang nya menciptakan imajinasi dalam
busana karnival ini.
Bahan bahan yang dipakai dalam pembuatan kostum karnival ini memakai bahan yang mudah didapat, tidak mudah rusak dan berwarna serta bercorak cerah sebagai fokus of interest. Selain itu kostum karya siswa-siswi ekskul kriya, kostum karnival ini memanfaatkan barang barang yang dibuang sayang seperti corak corak batik dari kain perca dan guntingan guntingan kaset CD yang biasanya dibuang orang, semakin menonjolkan estetika dalam kostum karni ini. Detail ukiran Dayak dengan sulur sulur yang khas sangat ditonjolkan terutama pada detail mahkota menjadi ciri khas dari kedua kostum King Baba dan Queen Bibinge ini.
2) Kostum Karnival Suku Dayak
dari Siswa Kelas XII IPA 1
Tema : Pakaian Tradisonal
Dayak
Pada kostum karnaval
yang XII IPA 1 buat kali ini bertemakan Pakaian tradisional Dayak dimana yang
digunakan ketika mengadakan upacara adat, perkawinan, dan acara lainnya. Kostum
ini kami desain dengan menerapkan unsur seni rupa 2 dimensi dan juga merangkai
bentuk kostum dengan tidak menghilangkan unsur-unsur dari suku dayak. Dari
bagian kepala, dada, pinggang, dan sayap, kami mendesain dengan mengikuti
bentuk ukiran dan warna-warna khas Dayak, juga kami menambahkan kain batik
Kalimantan, bulu-bulu burung enggang dan aksesoris yang menambahkan nilai
estetika yang membuat kostum tersebut terlihat indah dan mewah.
Pada kostum kami ini, dari segi warna memiliki makna tersendiri. Warna merah menunjukkan semangat hidup masyarakat Dayak dan simbol jiwa keberanian yang akan selalu membela kebenaran. Ini juga dilambangkan sebagai keberanian dan persatuan rakyat. Warna kuning menyimbolkan keagungan, keajaiban, tanda kehormatan dan kejayaan. Dan warna hitam mengandung makna, roh jahat bisa juga roh baik, kuasa kegelapan, kesungguhan dan bisa juga sebagai penangkis bahaya atau celaka.
3) Kostum Karnival Suku
Banua dari Kelas XII IPA 2
Tema : Bravery of Eagle
Kostum ini melambangkan
gagah dan keperkasaan dari seorang laki laki, motif sayap yang di ambil dari
burung garuda ini sebagai lambang keberanian.warna kuning dari kostum ini di
ambil dari suku banua yang ada di kabupaten berau. Arti dari warna kuning ini
memiliki makna kemewahan dan kemegahan motif batik yang terletak di antara
sayap ini di ambil dari motif kalimantan.
4) Kostum Karnival Etnik
Suku Dayak dengan Burung Enggang dari XII IPA 3
Tema : Tingang Madaang Ngileh Apolagaan
Kostum ini membawa tema
dari etnik suku dayak dengan burung enggang sebagai ikon utamanya. Menurut
kepercayaan suku dayak, Burung Enggang hadir sebagai penguasa alam, yang
terbang gagah perkasa membawa makna kebebasan tanpa terbelenggu, serta ragu.
Corak kemerahan pada kostum melambangkan keberanian, teguh melindungi rakyatnya
sebagai seorang pemimpin, layaknya sang surya selalu siaga menerangi semesta.
Pecahan pernak berkelip meyilaukan indra akan kebesaran, serta kemuliaan
terkandung dalam suku tersebut. Dirangkul dengan berbagai ukiran bersama corak
kehijauan menyertai makna keseimbangan, kedamaian, terjaga di dalamnya. Sayap
mengembang serta paruh dan mata yang tajam dari seekor burung enggang
meresepresentasikan ke agungan mulia surya dari alam, perlindungan sejati
senantiasa abadi dalam Tingang madaang ngileh Apolagaan sebagai simbolisme
betapa agung sang burung enggang, serta karya berlandaskan atas dirinya.
5) Kostum Karnival Karya
XII IPA 4
Tema : Sang Dewi Dari Laut Kalimantan
Deru ombak tak lagi
menjadi ha lasing bagi seorang gadis pemberani yang berasal dari suku Bajau. Ia
melintasi lautan dengan mengandalkan sampan bertemankan kain batik khas Bajau
yang menyimbolkan keberanian. Kesederhanaan, dan keanggunan dalam mengarungi
samudera luas.
Suku Bajau merupakan
salah satu dari tiga suku terbesar di pulau Kalimantan yang mendiami daerah
pesisir. Hidup mereka banyak dihabiskan di laut, terbukti dengan koneksi mereka
yang kuat dengan lautan. Warna biru yang dominan pada dress sang gadis tak hanya
mencerminkan warna laut yang menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan suku
bajau, tetapi juga menggambarkan kedalaman jiwa, ketenangan, dan kebijaksanaan
yang dimiliki oleh wanita suku Bajau. Bagian ekor pada Dress menggambarkan
sisa-sisa buliran ombak yang bertemu dengan bibir pantai.Sisik dilengan
berhiaskan mutiara melambangkan kekuatan dan kecantikan yang muncul dari dalam
diri, seiring dengan harta karun yang ditemukan didalam laut.
Dalam jahitan dan hiasan terkandung nilai-nilai keberanian, ketangguhan, serta cinta mendalam terhadap warisan budaya yang menjadi identitas mereka di tengah samudera luas. Mahkota dan belt yang diambil dari baju adat suku Bajau ini memancarkan aura kemuliaan dan warisan budaya yang tak ternilai. Hiasan yang melingkar di lengan sang gadis melambangkan kekuatan dan keberanian dalam mengarungi samudera.
Pesan yang paling mendalam terletak pada bigpiece dipunggung sang gadis yang menggambarkan indahnya laut dalam Kalimantan. Ikan-ikan yang berenang bebas diantara ubur-ubur Maratua yang seakan-akan melayang dengan elegan serta penyu yang melambangkan keberlangsungan hidup, perlindungan dan koneksi spiritual dengan laut. Terdapat juga terumbu karang yang mengingatkan kerapuhan lingkungan laut yang perlu dijaga dengan cermat. Kostum ini bukan hanya tentang pakaian, melainkan sebuah karya seni yang mengggambarkan perjalanan suku Bajau dalam menjalin hubungan erat dengan lautan, sumber kehidupan mereka.
6) Kostum Karnival Karya
XII IPS 1
Tema : Existence
Of Cultural Diversity
Existence of cultural diversity atau wujud ragam
budaya, itulah gambaran dari sebuah kostum karnaval yang kami tampilkan pada
hari ini. Ragam kebudayaan yang ada di tanah Batiwakkal yang berupa beberapa
suku asli, yakni bajau, banua, dan dayak mampu menginspirasi kami untuk
menjadikan keragaman tersebut menjadi tema kostum kami pada karnaval saat ini.
Tampak jelas warna dan ukiran pada kostum kami yg merupakan dasar dan ciri khas
suku bajau dan juga suku dayak, yang dimana warna ungu sendiri merupakan dasar
warna yang menjadi salah satu wajah kebudayaan suku bajau dan warna kuning
serta ukiran-ukiran yang merupakan dasar warna dan dasar seni pada masyarakat
suku dayak secara turun-temurun.
7) Kostum Karnival dari
Kelas XII IPS 2
Tema : Wonderful Bajau Harmoni Banuanta
Kostum karnaval kali ini
mengadopsi dari bajju' ala bimbang lella bajau ( baju kebesaran lelaki suku
bajau) dimna dikostum ini menggambarkan detail dari pakaian yg ada disuku bajau
saat ritual adat... Dan pada kostum
karnaval ini juga ada miniatur kapal sebagai ciri dari suku bajau yang
mayoritas adalah pelaut dan nelayan.sehingga miniatur penyu pun menjadi salah
satu yang wajib sebagai fauna yang berdampingan langsung dengan suku bajau yg
ada di berau,tepatnya di sekitar pulau derawan, maratua, sangalaki dan
kababan..suku bajau sendiri merupakan suku yang nomaden yang hidup diatas laut.
Suku bajau bertitik asal dari filipina dan menyebar di sabah Malaysia dan juga
diindonesia dan itu di pulau kalimatan,tepatnya di pulau derawan kabupaten
Berau. Pada kostum karnaval ini kami mencoba menterjemahkan gelombang yg ada di
laut, kapal nelayan, penyu hijau dan ciri manik manik penari bajjau.
8) Kostum Karnival Karya
akelas XII Bahasa
Tema : Daun Rutun
Ciri khas dari kostum
ini yakni pada sayap kostum yang terinspirasi dari daun Rutun yang juga
merupakan sejenis tumbuhan khas paku-pakuan yang hidup pada daerah berawa,
dengan bentuk unik dengan daunnya yang menyerupai jenis daun paku. Namun lebih
kecil dan lembut, sehingga jenis tumbuhan ini bisa dijadikan sebagai salah satu
jenis tumbuhan sayuran tradisional yang biasa dikonsumsi oleh sebagian besar
masyarakat Berau jaman dulu pada khususnya. Namun sangat disayangkan, warisan
leluhur ini semakin hilang tergerus oleh jaman, kekhasan inilah yang kami
angkat dengan tujuan memperkenalkan daun rutun kepada khalayak umum pada
acara ini.
Kostum ini di hias oleh
berbagai manik manik dan kain perca yang di tempel dengan tujuan menghemat dana
dan menggunakan kembali barang yang tidak terpakai.